Sabtu, 29 Maret 2014

KASUS KEKERASAN PADA ANAK DAN TRAUMA SAAT DEWASA



    Maraknya kasus kekerasan pada anak ahkir2 ini mengugah hati untuk membahasnya ,bukannya membuka luka lama atau mengingatnya tapi kepikiran aja buat dibahas lagi. Jadi bingung juga postingan kali ini mau nulis pake bahasa formal atau informal aja yaa *mikir* hhheee :D santai aja yaa…biar ga makin berasa mirisnya. Oke balik ke topik pembahasan ,kalian pasti ingat kasus2 sebuah keluarga menelantarkan anaknya, ibu menyiksa anaknya karena frustasi atau ayah yang memukul dan melakukan pelecehan seksual.

    Waktu itu sempat nonton berita tapi lupa bulan apa kalo ga salah sih November 2013 ada kasus pelecehan seksual pada balita 9 bulan oleh pamannya sendiri dan saat aku nonton ini aku nangis sampai itoo kagetnya karena aku bukan nangis tanpa suara tapi nangis kencang kaya abis kena pukul hhaa :D . kenapa  aku sampai nangis kaya gitu, bisa dibayangin donk guys itu balita atau batita yaa ?? pokoknya dia baru umur 9 bulan dan mengalami hal terburuk sampe dia meninggal. Aku ga bisa bayangin apa yang ada di otak sang paman sampai tega gituin keponakannya ,yang harusnya ia jaga. Itu baru segelintir kasus biadab di Negara kita padahal banyak banget yang belum terungkap .

    Belum lagi bayi atau anak-anak yang ditelantarin di aniyaya , kalian pasti pernah liat juga kan kasus anak yang di siksa ayah sama ibu tirinya ,sang anak di pukul ayah ( di sakitin pakai punting rokok, di pukul sampe luka2) dan sang ibu tiri menyiksa *maap* alat kelamin sang anak yaitu memasukan cabe. Aku baca berita kaya gini tarik napas dalam2 mereka ga mikir yaa psikis anak nanti kalo udah gedenya. Oya kalian pernah nonton film “Parfume” kan ituu yang film psikopat. Orang dengan kelainan penciuman terobsesi bau perawan dan ahkirnya dia nguliti  perawan2 buat di jadiin parfume , okee udahan bahas filmya nonton aja sendiri deh hhee :D novelnya juga ada kok.

    Kenapa aku bahas film ni ,apa ada hubungannya sama judul postingan ?? ada donk biar sedikit , sang pembunuh ini di lahirin ibunya di pasar ikan yang bau dan menjijikan. Parahnya sang ibu ga mengingin kan sang anak habis brojol ditempat ia pun membuangnya aja di temapt pembuangan ikan yang busuk dibelakangnya. Orang2 baru sadar kalo itu bayi pas dengar dia nangis dan curiga sama si mami ini , sumpah aku liat adegan ini langsung nangis sampe bengkak mataku. Reaksi teman yang ikut nonton juga kaget ,tapi salah satu teman paham banget kalo sesuatu bersangkutan sama kasus penganiayan anak2 atau bayi respon aku pasti gini.

    Nah pelajaran apa yang bisa aku dapat dari film “Parfume” ?? yaitu anak cacat/normal yang saat kecil atau bayinya di sia2in ataupun di aniyaya bisa mengalami perekembangan buruk di masa ia dewasa. Liat aja si pembunuh “Parfume” gedenya malah gitu jadi psikopat trus targetnya cewek perawan. Sebenernya sih kalo mau bahas film ginian banyak banget, oya satu lagi deh aku certain film yang ngebahas trauma masa kecil akibat kasus penganiayaan.

    Dulu banget pas SMA kelas 2 aku pernah nonton film2 psikopat-horror yang di jadiin satu, aku masih ingat banget film disturbing pertama yang aku liat yaitu film slasher korea. Ceritanya ada sebuah rumah mewah yang kelihatan dari luar bagus dan penuh dengan kebahagian tapi jauh di bawah rumah ini ada sebuah ruangan kaya bawah tanah gitu dimana ruangannya ada seseorang yang tinggal. Dan dia pake topeng kertas gambar kelinci, tau kan topeng2 kaya ultah anak2 gitu atau alat buat drama anak TK. Nah awal cerita ada sekelompok orang2 kayanya usia 20an ahkir gitu mereka kerumah itu dan disambut ramah sama keluarga kaya itu sendiri ,tapi disisi lain orang bertopeng kertas tadi juga ngawasin mereka. 

    Nah keesokan harinya masing2 orang tadi malah nemuin diri mereka dalam keadaan terikat dikursi dan cowok bertopeng tadi liatin mereka dan siap2 buat disiksa. Siksaannya macam2 lah ada yang *maap* matanya di staples ,mulutnya di kasih kaya serpihan besi dan di kasih air mendidih ,ada badanya yang diolesin madu trus dikasih semut paling menyakitkan kalo gigit. Kesimpulan abis dari nonton tu film sih *penjelasannya ga ada loh cuman analisa dari plot film* cowok bertopeng ini waktu kecil di aniaya oleh keluarganya dia di asingkan oleh keluarganya karena cacat (mukanya dan mentalnya).

    Jadi pas dia kecil ga punya teman dekat hanya ada anak2 yang jahilin dia *orang2 yang disiksa tadi adalah teman2 yang bully dia*. Si cowok topeng ini punya sodara yang normal dan banyak teman, salah satu teman sodaranya ini ada yang baik dan dia tau kalo si sodara ini punya adek cacat. Dia pun ngasih topeng kelinci kertas dan nagajarin cara bikinnya. aku lupa sih judul film ini apa pokoknya dia film asia gitu ,huuffff kenapa pikunn sihhhh.
    
    Oke aku jelasin aja ya analisa aku kenapa dia gedenya gini. Kalian masih ingat kan gimana dia nyiksa orang2 tadi ? mata yg di staples adalah mata seorang gadis yang dulunya sering nonton dia dibully dan ngetawain plus nyuruh anak2 lainn buat jahilin dia sampe malu. Mulut yang dikasih besi dan air mendidih dulunya itu sering teriakin dia plus melecehkan kondisi si pembunuh bahkan meludahinya. Cowok yang di siksa pakai semut menyakitkan tadi dulunya sering mukulin dia karena badannya besar dan kuat. Kalau ditanya gimana keadaan kakanya sama orang tuanya aku juga udah lupa hhhee :D. Udahh ahh kayanya aku melenceng jauh deh dari inti pembahasan, maksud aku ambil contoh dari film ini adalah kasus kekerasan pada anak akan berdampak sangat negative ketika ia dewasa walaupun ga semua jadi pembunuh hhee.


CONTOH KASUS : (di ambil dari koran tempo)

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menerima laporan kekerasan terhadap anak di Depok, Jawa Barat. MH, 8 tahun, dilaporkan sering dianiaya kedua orang tuanya dan memutuskan untuk kabur dari rumah, pekan lalu.

"Sudah diterima laporannya di Polres Depok Jumat kemarin," ujar juru bicara Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, Senin, 26 Agustus 2013. Rikwanto menyatakan, laporan diterima polisi setelah beberapa saksi melihat korban linglung usai dianiaya kedua orang tuanya.

Saksi yang menemukan korban di sebuah pusat perbelanjaan di Depok, mendapat cerita korban sering dipukul menggunakan bambu oleh ayahnya. Polisi bergerak cepat. Mereka mendatangi rumah korban dan menyita bambu yang diduga digunakan untuk memukul korban.

Dari tubuh korban terlihat bekas kekerasan, seperti memar di punggung akibat pukulan dan luka ringan di telinga akibat sering mendapat jeweran.

Namun, hingga kini kedua pelaku, SA (40 tahun) dan D (38 tahun), tidak ditahan. Alasannya, pelaku masih memiliki tanggungan anak yang lain. "Ada empat anak, paling besar 12 tahun," ujar Rikwanto.

Proses hukum kasus ini masih berjalan. Korban MH kini tinggal di tempat perlindungan kasus kekerasan anak. Bila terbukti bermasalah, kedua orang tua korban terancam pidana tiga setengah tahun karena melanggar Pasal 80 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

M. ANDI PERDANA
Copyright © 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar